Sebagai seorang
pemimpin, seseorang dituntut untuk bisa jadi teladan untuk orang-orang yang
dipimpinnya. Tidak bisa dipungkiri, posisi pemimpin punya arti yang krusial dalam suatu
organisasi. Ibarat kapal, pemimpin adalah nahkoda yang akan mengarahkan kemana
kapal akan berlayar. Nahkoda dengan kemampuan navigasi yang baik akan membawa
kapal beserta awaknya ke tujuan dengan selamat dan dalam waktu yang lebih
cepat. Begitu krusialnya fungsi seorang
pemimpin dalam suatu organisasi menjadi latar belakang tim training Adopt a School mengadakan program “Leader’s
Coaching”.
Seorang pemimpin
yang baik dituntut harus punya karakter yang baik, yang bisa tidak hanya
memberikan instruksi / perintah, namun juga bisa mengayomi bawahannya. Dalam
bukunya, Tim Elmore mengibaratkan seorang pemimpin itu layaknya tukang roti.
Tukang roti ahli dalam membuat roti yang mengenyangkan rasa lapar orang lain. Ia dipenuhi
dengan hal-hal yang dapat memenuhi kebutuhan orang banyak, bahkan dirinya
sendiri. Dengan usahanya dan keahliannya, makin banyak orang yang datang ke
tokonya dan menikmati rotinya. Makin banyak orang yang kebutuhannya terpenuhi.
Namun karena kesibukannya untuk memenuhi kebutuhan orang lain, sang tukang roti
justru lupa memenuhi rasa laparnya sendiri. Begitu banyak roti di
sekelilingnya, namun tak satu pun yang ia makan.
Terkadang
pemimpin juga mengalami hal yang serupa. Dengan kemampuannya, dia mencukupi
kebutuhan banyak orang, sehingga banyak orang yang meneladaninya. Namun saking
sibuknya memperhatikan orang lain, pemimpin lupa, bahwa sebagai manusia ia juga
punya batasan. Dengan terus menerus memberi dan melayani, kebutuhannya untuk diberi dan
dilayani menjadi hilang. Akibatnya ia akan menjadi ibarat tanah yang kering,
yang terus menerus member makan pada pohon-pohon yang tumbuh di atasnya, namun
tidak mendapatkan air dan makanan yang cukup. Melalui Leader’s Coaching,
diharapkan, pemimpin-pemimpin bisa diisi kembali, tidak hanya dalam hal
pengetahuan, tapi juga dalam hal spiritual, sehingga pemimpin bisa kembali menjadi
pribadi yang penuh, yang siap memberi kembali kepada bawahan-bawahannya. Dan
ibarat tukang roti yang siap untuk melayani lagi, maka akan menghasilkan
roti-roti yang bisa mengenyangkan lebih banyak orang, sehingga toko rotinya pun akan
semakin besar.
Leader’s Coaching kali ini bertempat di Sekolah St. Andreas pada tanggal 28 April 2012. Coaching kali ini bertema “Great Teacher, Great Children” yang dibawakan oleh Bapak Markus Kristianto. Seperti biasa, agar peserta coaching lebih bersemangat, maka coaching diawali dengan games interaktif. Setelah games, kegiatan coaching dilanjutkan oleh sessi yang luar biasa dari Bapak Markus Kristianto, dimulai dengan ilustrasi tentang mobil.
Pak Markus
bertanya kepada para pemimpin “Maukah anda jika diberi mobil Jaguar, namun
tidak ada dashboardnya??” banyak persepsi dari para pemimpin dan banyak juga
yang penasaran akan maksud dari pertanyaan Pak Markus tersebut. Ternyata Pak
Markus mengibaratkan para pemimpin itu sebagai mobil, dimana “dashboard”
diibaratkan sebagai indicator dari kondisi mobil. Komponen dashboard punya
makna masing-masing, yaitu :
- Bahan bakar : mengisyaratkan kondisi diri saat ini. Apakah bahan bakar kita masih penuh?? Atau sudah nyaris habis?? Kiranya dengan melihat bahan bakar diri, kita jadi tahu kondisi kita saat ini, kita menjadi tahu batasan kita dan dapat segera mengisi bahan bakar kita sebelum kering.
- Spedometer : mengisyaratkan pola kerja kita hari ini. Ada batas aman dan standar dari seseorang dan hendaknya kita tetap berada di dalamnya, tidak terlalu lamban sehingga bisa ketinggalan, tidak terlalu cepat, sehingga akhirnya kita meninggalkan orang-orang di sekeliling kita
- Mesin : mengisyaratkan kondisi tubuh dan kesehatan saat ini. Apakah tubuh dalam kondisi yang prima atau justru sedang mengalami kondisi yang kurang fit. Hal ini akan mempengaruhi produktifitas dan kinerja kita.
- Temperatur / Suhu : mengisyaratkan suasana hati saat ini. Apakah hati sedang dalam kondisi stabil, ataukah fluktuatif. Kondisi hati yang berubah-ubah (kadang panas, kadang dingin) dangat berpengaruh, tidak hanya bagi diri sendiri, tapi juga pada lingkungan sekitar. Kondisi hati “yang panas” membuat kita cenderung tidak objektif dan kurang berpikiran terbuka dalam mengahadapi suatu masalah. Hal ini mutlak diperlukan oleh seorang pemimpin. Pemimpin yang baik harus dapat berpikiran terbuka dan objektif apalagi ketika berhubungan dengan bawahannya.
Selayaknya mobil yang harus di cek secara rutin kondisinya, maka kondisi
manusia juga harus mengalami cek up. Dengan rajin men cek up diri, kita menjadi
tahu kondisi kita saat ini dan perubahan-perubahan / penyesuaian-penyesuaikan
apa saja yang diperlukan untuk meningkatkan kondisi diri.
Namun seringkali kata “perubahan” menjadi momok tersendiri untuk kita.
Banyak manusia yang takut akan perubahan karena dianggap berbahaya, dapat
mengakibatkan sesuatu yang tidak menyenangkan, dapat merubah habit, dll. Mitos
yang salah tentang perubahan membuat manusia membentuk benteng dari perubahan,
seperti :
- Penyangkalan terhadap realitas di sekelilingnya (tidak mau belajar hal yang baru, enggah merubah cara kerja, dsb)
- Keangkuhan (merasa cara/metode kerjanya yang terbaik, over confident, meremehkan orang lain, dsb)
- Cepat puas (merasa tidak ada yang perlu ditingkatkan sehingga tidak perlu berubah)
- Ingin cepat “besar” (terobsesi pada hasil, sehingga kurang memperhatikan proses, terlalu agresif, sehingga kurang berhati-hati, sehingga terlihat berubah namun sebenarnya palsu dan tidak konsisten. Begitu mendapatkan hasil yang diinginkan, maka akan kembali ke cara yang lama)
- Sindrom mengkotakkan (merasa sudah tahu kemampuannya apa, kekuatannya dimana, sehingga tidak mau belajar hal yang lain karena merasa tidak mampu)
Simulasi "Magic Box" membuktikan bahwa "Perubahan" mutlak dilakukan. Ternyata banyak orang yang masih menggunakan cara lama dalam menyelesaikan masalah yang cenderung berubah-ubah, sehingga akhirnya tidak mendapatkan jawaban dari masalah tersebut
Para pemimpin menyaksikan sebuah video tentang pentingnya melakukan perubahan untuk menjaga kondisi kerja tetap maksimal
Dengan melakukan cek up secara pribadi, para pemimpin diminta untuk mengevaluasi hal-hal apa saja yang perlu di rubah dan hal-hal apa saja yang menghalangi masing-masing pemimpin untuk berubah. Di akhir session, para pemimpin membuat komitmen pribadi untuk “STOP” melakukan hal-hal yang menghalangi perubahan, dan “START” melakukan perubahan-perubahan untuk menjadi pemimpin yang lebih baik lagi
"If your actions inspire others to dream more, learn more,
do more and become more
you are the leader" (John Quincy Adams)
Best Bitcoin casinos in the world: Reviewed - Deccasino
ReplyDeleteMost febcasino of these casino sites งานออนไลน์ offer a no deposit bonus for all new users. This includes deposits, 메리트 카지노 withdrawals and withdrawals at crypto casinos. However,