Header

Showing posts with label master's hand. Show all posts
Showing posts with label master's hand. Show all posts

Thursday, May 10, 2012

Training FUN Learning (Nailing Activity)

Pembelajaran yang menyenangkan itu adalah pembelajaran yang dirangkai dengan cara yang tidak biasa oleh guru dan anak didik. Dimana penekanan makna pembelajaran ada pada siswa yang merupakan "pusat" dari kegiatan belajar mengajar (student centre). Untuk itu diperlukan guru yang dapat memfasilitasi kegiatan belajar yang menarik, kreatif serta menyenangkan bagi siswa.

Untuk menjawab kebutuhan tersebut, tim AAS merancang metode FUN Learning. Metode FUN Learning adalah suatu metode belajar dimana siswa menjadi pelaku utama dalam proses KBM. Dengan metode ini, kondisi kelas dibuat senyaman mungkin, disertai dengan permainan-permainan edukatif dan stimulus-stimulus dari guru, sehingga informasi yang siswa dapatkan berasal dari pengalaman mereka sendiri. Guru bertugas hanya sebagai fasilitator yang membantu siswa dalam menemukan, mengembangkan dan merumuskan konsep dari suatu materi pembelajaran. Seperti salah satu ungkapan Mel Sieberman (2001) yang memperluas salah satu pernyataan Confucius berikut ini :

Apa yang saya dengar, saya lupa
Apa yang saya dengar dan lihat, saya ingat sedikit
Apa yang saya dengar, lihat dan tanyakan atau diskusikan dengan beberapa teman lain, saya mulai paham
Apa yang saya dengar, lihat, diskusikan dan lakukan, saya memperoleh pengetahuan dan keterampilan
Apa yang saya ajarkan pada orang lain, saya kuasai

Metode FUN Learning terdiri dari 3 tahapan utama, yaitu :

Finding :
Pada tahap ini siswa diajak untuk menemukan sendiri konsep dari suatu materi.

Uttering :
Pada tahap ini, siswa mengungkapkan dan mendiskusikan hasil tahapannya dengan guru dan teman sekelasnya. Pada tahap ini, guru berperan penting sebagai penguji hasil temuan siswa dan membenarkan apabila ada konsep siswa yang keliru.

Nailing :
Pada tahap ini, konsep yang sudah ada diaplikasikan dan direfleksikan dengan kondisi real, sehingga siswa jadi semakin paham akan materi tersebut.

Sebagai tindak lanjut dari training FUN Learning tahap 1 dan 2, maka kali ini guru SD St Andreas dibekali dengan training fun learning tahap 3 yaitu tepatnya pada tanggal 20 April 2012. Dalam training ini penekanan materinya adalah pada kegiatan nailing. Kegiatan nailing yang dimaksud adalah kegiatan untuk ‘memakukan atau menancapkan’ hal-hal yang telah dipelajari oleh siswa. Dalam kaitannya pada rangkaian kegiatan belajar di kelas adalah pada kegiatan refleksi. Diharapkan kegiatan refleksi sebagai cara yang efektif menolong siswa mengontrol proses berpikir dan perasaannya sendiri (Barell, 1985) karena seringkali di sekolah sudah didominasi dan dikontrol oleh orang dewasa. Siswa jarang membuat keputusannya sendiri tentang proses belajar mereka (Goodlad, 1984).

Guru-guru dibekali dengan tujuan dilakukannya refleksi di kelas. Dan tak lupa juga bentuk-bentuk refleksi yang menarik yang dapat digunakan oleh guru dalam pembelajaran di kelas. Beberapa bentuk refleksi yang disampaikan ke guru-guru adalah:
  • Direct reflection (refleksi lisan)
  • Jurnal reflection (buku refleksi)
  • Group sharing reflection
  • Visual reflection
  • Game reflection
  • Respond ball atau tongkat bicara
  • Spider web
  • Dengar, lihat, dan rasa
  • Finger respond
  • Pantomim
Seperti training AAS sebelumnya, maka di awal training, guru diajak melakukan permainan untuk lebih membangun suasana dan kekerabatan di antara rekan guru. Permainan yang dipilih juga berhubungan dengan tema training kali ini.



Permainan di awal training untuk menyemangati guru. Dalam permainan ini guru diminta menuliskan karakter positif tentang rekannya di punggung rekannya




Setelah itu kegiatan training diisi dengan materi tentang pentingnya "Nailing" activity dalam kegiatan belajar mengajar oleh Ibu Septiari Goloa, M.Pd (Cand). Guru sangat antusias dengan rangkaian kegiatan training. Adanya simulasi tentang contoh-contoh kegiatan "nailing" juga membantu guru dalam mengembangkan ide-ide penerapannya di kelas




Guru antusias mendengarkan penjelasan tentang "Nailing" activity dari Ibu Septiari Goloa, M.Pd (Cand)






Salah satu bentuk "Nailing" activity, yaitu dengan spider web






Kegiatan "Nailing" atau seringkali disebut kegiatan refleksi adalah kegiatan yang sering terlupakan padahal punya andil yang penting dalam memfiksasikan konsep yang sudah siswa temukan dan sampaikan di 2 tahapan sebelumnya (finding dan uttering). Kegiatan refleksi hendaknya berisi pertanyaan-pertanyaan terbuka yang mengeksplorasi siswa untuk bercerita atau menyampaikan apa yang ia rasakan / pikirkan tentang materi tersebut.


Apabila dilakukan secara terus-menerus dan dengan cara yang sama, maka kegiatan ini dapat menimbulkan efek bosan. Karena itu, guru dituntut untuk berkreasi dalam menciptakan kegiatan-kegiatan refleksi yang sesuai dengan materi, dan dengan tingkatan kelas siswa. 


Siswa kelas kecil (1-3 SD), cenderung belum mampu merefleksikan kegiatannya dalam bentuk tulisan, sehingga "visual reflection" menjadi pilihan yang tepat, dimana siswa dengan bebas menyampaikan pikiran dan idenya dalam bentuk gambar. Agar lebih menarik, visual reflection bisa dilakukan dengan menggunakan spidol warna/i, kertas warna/i, stiker, dll. Hal ini juga turut menstimulus siswa menjadi siswa yang kreatif. 


Sedangkan untuk siswa yang cenderung "talk-active", guru bisa memilih kegiatan tongkat bicara / respond ball atau dengan pantomim. Hal ini juga bisa membantu guru dalam kegiatan pengelolaan kelas.


Di akhir training, guru-guru diajak untuk merefleksikan hal-hal apa saja yang sudah mereka dapatkan pada training kali ini. Untuk "Nailing" activity ini digunakan games reflection dengan memainkan "treasure hunt". Dalam permainan ini guru-guru diberikan kertas-kertas dan diminta untuk mencari kata-kata yang mendeskripsikan tentang "Nailing" activity. Ternyata guru-guru sangat menikmati kegiatan ini. Apabila guru saja mengamati, maka para siswa pasti juga akan menikmati "Nailing" activity ini. Dan tidak akan menjadi hal yang sulit untuk mempraktekkannya dalam kegiatan belajar mengajar




"Tetapi bangunan yang dibangun oleh guru akan bertahan sepanjang abad
karena bangunan yang indah dan tak tampak itu adalah jiwa yang kekal dari seorang anak - Anonim"

Thursday, April 26, 2012

Training "Membangun Karakter Ketertiban"

Pendidikan Karakter adalah suatu usaha yang dilakukan secara sengaja, berencana, terarah dan berkesinanmbungan, tahap demi tahap sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangan dan kemampuan anak untuk menanam dan mengembangkan nilai-nilai dasar kehidupan universal agar anak mempunyai pegangan untuk menjadi pribadi yang tangguh di masa yang akan datang.

Pentingnya program pendidikan karakter juga telah dirasakan oleh praktisi-praktisi pendidikan di Indonesia. Para pakar pendidikan lebih awal memberi peringatan perlunya pendidikan karakter di sekolah-sekolah. Peringatan tersebut disampaikan atas dasar kegalauan melihat realitas kehidupan yang terindikasi terjadinya degradasi moral. Merosotnya mental kolektif masyarakat berpengaruh terhadap jatuhnya wibawa sebagai bangsa di mata bangsa-bangsa lain.

Mengingat banyaknya terjadi penyimpangan-penyimpangan dalam karakter dan moral masyarakat di negara ini, maka pendidikan karakter memegang kendali penting untuk mengembalikan karakter dan moral masyarakat Indonesia di masa yang akan datang. Dengan adanya pendidikan karakter pada siswa-siswa sejak dari dini, diharapkan generasi penerus bangsa ini akan memiliki karakter-karakter yang positif yang pada akhirnya akan membangun negara Indonesia menjadi lebih baik lagi.


Mengingat pentingnya kebutuhan akan pendidikan karakter, terutama di sekolah negeri dimana latar belakang siswanya lebih beragam, maka sejak awal januari 2012 tim AAS bekerjasama dengan Kepala Sekolah dan guru-guru SDN 03 Rawasari bersepakat untuk memberikan program pendidikan karakter untuk siswa-siswa SDN 03 Rawasari. Adapun karakter yang diberikan untuk periode awal ini adalah karakter Ketertiban, yang dianggap merupakan landasan awal untuk siswa agar dapat hidup tertib, rapi dan sesuai dengan aturan yang berlaku. 


Ketertiban dapat diartikan sebagai 1. suatu kebiasaan  mengatur segala sesuatu secara rapi; 2. Kecenderungan melakukan segala sesuatu secara berurutan; 3. Kemampuan menyusun benda - benda secara harmonis; 4. Ketaatan terhadap hukum, peraturan atau disiplin. Berdasarkan pengertian tersebut maka Karakter Ketertiban untuk SDN 03 Rawasari dibagi dalam 3 tahapan besar yaitu :
1. Saya suka menjaga kebersihan dan kerapian diri dan lingkungan
2. Saya suka memakai barang sesuai kegunaannya
3. Saya suka mengembalikan barang ke tempatnya dengan rapi



Tepatnya pada tanggal 17-18 April 2012, diadakan Training "Membangun Karakter Ketertiban" bertempat di SDN 03 Rawasari. Training yang dihadiri oleh kepsek dan guru-guru SDN 03 Rawasari ini merupakan langkah awal dalam mengimplementasikan pendidikan karakter di sekolah. Dalam training ini, guru-guru dibekali akan pengetahuan tentang pentingnya pendidikan karakter dan pentingnya ketertiban dalam kehidupan sehari-hari. Dengan pemahaman akan hal tersebut, guru diharapkan dapat lebih terbeban dan antusias dalam mengimplementasikannya di kelas masing-masing. 

Agar lebih bersemangat dan antusias, guru-guru diajak bermain games interaktif terlebih dahulu. Dalam games ini, guru dituntut untuk konsentrasi memperagakan kata-kata yang disebutkan oleh tim training AAS

Guru mendengarkan dengan serius penjelasan yang diberikan trainer. Terjadi sharing interaktif antara guru dan tim AAS membahas karakter ketertiban dan implementasinya

Berdasarkan artikel serupa dari Jubilee School, cara terbaik dalam menanamkan pendidikan karakter adalah melalui penanaman pembiasaan yang dilakukan terus menerus dan berulang-ulang dalam lingkungan yang positif dan aman, sehingga anak mempunyai kebiasaan yang positif yang akan membentuk karakter yang baik dari anak. Pendidikan karakter dapat diintegrasikan dalam pembelajaran pada setiap mata pelajaran. Selain itu kegiatan ekstra kurikuler yang selama ini diselenggarakan sekolah juga dapat merupakan salah satu media yang potensial untuk pembinaan karakter. Oleh karena itu, program "Membangun Karakter Ketertiban" di SDN 03 Rawasari juga dilakukan dengan mengintegrasikannya dengan materi pembelajaran, dengan menggunakan beberapa metode pendekatan. Metode pendekatanannya antara lain melalui Puisi dan Lagu Ketertiban, Story Telling, Silent Reading, Games, dan SBK.

Berikut beberapa metode pendekatan yang tim AAS bagikan pada guru pada saat training :


Silent Reading
Dalam metode ini, guru diminta untuk membaca sebuah cerita, lalu mengambil inti sari dari cerita tersebut dan mengkaitkannya dengan karakter ketertiban. Agar lebih menarik, disediakan lembar refleksi berupa piramida buku untuk guru isi. Kegiatan ini dapat diintegrasikan dengan pelajaran Bahasa, Agama, PKN, dll




S B K
Dalam metode ini, guru membuat hiasan dekorasi kelas bertema tanggal ulang tahun. Kegiatan ini juga dikaitkan dengan ketertiban dalam kelas, bahkan dengan melakukan sesuatu sesuai susunan/urutan tertentu, akan memudahkan suatu pekerjaan (siswa bisa lebih mudah menghafal hari ulang tahun temannya)




Games "Body Beautiful"
Dalam permainan ini, guru diminta membuat gambar diri lalu menuliskan hal-hal yang bisa dilakukan oleh anggota tubuhnya. Hal ini dikaitkan dengan tahapan "saya suka menggunakan benda sesuai kegunaannya", bahwa akan lebih menguntungkan bila kita dapat menggunakan anggota tubuh kita sesuai fungsi, contoh : tangan untuk menulis, bukan memukul teman


Selanjutnya sebagai project follow up dari training ini, guru diminta untuk mengimplementasikannya di dalam kelas. Diharapkan setelah program ini berlangsung, terdapat perubahan positif pada karakter siswa-siswa SDN 03 Rawasari, terutama dalam karakter ketertiban. Nah sebelum berpisah, guru-guru SDN 03 Rawasari dan tim AAS berfoto bersama. Say cheesee....



Monday, April 16, 2012

SD Kasih Bunda (Periode Jan-Maret 2012)


Program yang sudah berjalan:

No
Program
Peserta
1
Training guru Peer Observation dan Review PBL dan IBL
Kepsek dan Guru SD Kasih Bunda dan SD Harapan Lestari
2
Implementasi Peer Observation dalam PBL dan IBL
Guru SD Kasih Bunda
3
Teacher’s Meeting
Kepsek dan Guru SD Kasih Bunda

Memasuki masa periode semester terakhir, guru dipersiapkan dengan training peer observation yang bertujuan untuk membekali guru agar dapat melakukan observasi di kelas rekan guru lainnya. Dalam peer observation tersebut nantinya guru diharapkan mampu untuk memberi penilaian terhadap guru lain yang dapat digunakan untuk membantu pengembangan kemampuan guru dalam implementasi PBL dan IBL bagi guru yang disupervisi dan guru yang melakukan supervisi itu sendiri.

Guru melakukan simulasi saat memberikan penilaian setelah melaksanakan peer observation

Guru antusias mengkuti rangkaian training peer observation
 
Setelah mengikuti training tersebut, guru akan mengimplementasikannya di dalam kelas. Untuk membantu persiapan pelaksanaan implementasinya, dilakukan konsultasi secara individu oleh tim AAS dengan guru. Di dalam konsultasi ini guru dibantu untuk mengembangkan ide yang telah dipersiapkan guru dan hal-hal teknis lainnya.

Berikut ini beberapa dokumentasi dalam implementasi IBL dan PBL di kelas.





Salah satu hasil karya siswa dalam PBL Matematika tentang Pecahan dan Bilangan Persen






Agar suasana presentasi lebih semangat dan lebih menarik, maka siswa menciptakan kreasi yel-yel sebelum memulai presentasinya






Dalam metode pembelajaran PBL, siswa diajarkan untuk belajar mandiri mengeksplore semua pengetahuan yang mereka dapat selama tahap pendahuluan dan pendalaman, lalu sekreatif mungkin menuangkannya dalam suatu produk yang menarik
 




Seorang siswa sedang membuat berbagai macam hewan dari plastisin sebagai media peraganya dalam mempresentasikan materi "Ciri-Ciri Makhuk Hidup" di depan kelas
Tabel perbandingan 2 bacaan yang diisi oleh siswa
 
Setelah implementasi program dilaksanakan di kelas, maka hal-hal perkembangan (kesuksesan dan kendala) yang dihadapi saat implementasi akan dibahas dalam “Teacher’s Meeting”. Dalam meeting ini juga akan dibahas secara bersama-sama solusi yang dapat dilakukan saat guru mengalami kendala dalam pelaksanaan program. Bersama-sama, baik dari pihak sekolah maupun dari tim AAS bekerja sama untuk menciptakan generasi penerus bangsa yang cemerlang...

Tuesday, April 3, 2012

SD Harapan Lestari (Periode Jan - Maret 2012)

Program yang sudah berjalan

No
Program
Peserta
1
Training Guru “Peer Observation)
Guru SD Harapan Lestari dan Guru SDK Kasih Bunda
2
Implementasi IBL dan PBL
Guru SD Harapan Lestari (10 orang)
3
Training Guru “Cara Pembuatan dan Analisa Butir Soal”
Kepsek dan Guru SD Harapan Lestari (11 orang)
4
Teacher’s Meeting
Kepsek dan Guru SD Harapan Lestari (11 orang)

Pada awal tahun 2012, SD Harapan Lestari memasuki tahapan baru bersama program Adopt a School. Di tahapan yang baru ini, pihak Adopt a School berharap rekan-rekan guru sudah mempu melaksanakan metode-metode pembelajaran yang selama ini dilaksanakan secara mandiri, sehingga tim AAS mulai mengurangi andilnya dalam supervise guru di kelas. Untuk mengisi kekosongan tersebut, maka peran Kepala Sekolah menjadi semakin besar pada tahapan ini. Kepala Sekolah diharapkan dapan turut campur tangan dan terlibat dalam mensupervisi dan memberi masukan pada guru-gurunya demi pengembangan KBM di sekolahnya. Selain itu diadakan juga program “Peer Observation”, dimana dalam program in guru diberikan pelatihan agar dapat memberi masukan yang efektif kepada rekan sekerjanya. Dalam program ini juga, guru diberikan kesempatan untuk menggali sebanyak hal positif dari rekan kerjanya yang kiranya dapat ia terapkan ketika mengajar.

Suasana Diskusi Guru-Guru SD Harapan Lestari dan SD Kasih Bunda dalam Training "Peer Observation"

Simulasi "Peer Observation"

Guru sudah mulai menguasai metode belajar IBL dan PBL. Siswa aktif terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran, bahkan sudah mampu menemukan ide-ide baru yang kreatif untuk project yang akan mereka buat dalam PBL. Di periode ini, siswa-siswa harles sudah mampu untuk melakukan project mereka secara pribadi loh.. Brilliant…







Bu Dilla (Guru kelas 2) melakukan IBL IPA dengan tema "Sumber Energi". Fenomena yang guru hadirkan dengan berbagai alat peraga berhasil menggali rasa ingin tahu siswa. Siswa antusias dan merasa tertantang untuk mempelajari hal tersebut





Arel (siswa kelas 3), terus menerus melakukan uji coba dengan kincir angin yang ia buat dalam PBL IPA bertema "Energi Gerak". Arel tidak berhenti mencoba, sampai kincir anginnya berhasil bergerak








Semua siswa kelas 4 berlomba-lomba untuk menjawab pertanyaan yang Bu Irra persiapkan dalam IBL kali ini. Tiap siswa yang berhasil diberi apresiasi berupa sticker, sehingga siswa menjadi termotivasi menjawab pertanyaan dari guru




Untuk materi IPA kali ini Bu Ade (guru kelas 5) meminta anak membuat project yang menerapkan "Sifat-Sifat Cahaya" dalam melaksanakan fungsinya. Salah satu kelompok yang ingin membuat periskop mengalami kesulitan dalam menggergaji paralon. Bu Ade segera turun tangan ikut membantu kesulitan siswa kelas 5 





 
Siswa kelas 4 terlihat antusias dan menikmati kegiatan IBL. Mereka bersemangat untuk merasakan dan membuktikan sendiri materi "Penerapan Energi" yang akan disampaikan Bu Irra
Project Siswa Kelas 6 untuk Materi Tata Surya

Selanjutnya, untuk lebih memperlengkapi guru-guru SD Harapan Lestari, tim AAS memberikan Training Cara Pembuatan Soal Yang Efektif dan Analisa Butir Soal. Dengan adanya training ini, guru diharapkan mendapatkan paket lengkap sebagai seorang pendidik sehingga bisa menghasilkan generasi penerus bangsa yang luar biasa.

Ibu Septiari Goloa, M.Pd Cand menjelaskan materi "Cara Pembuatan materi Yang Efektif"

Guru-guru mendengarkan dengan serius materi yang diberikan oleh tim AAS

Menutup periode ini, maka pada tanggal 27 Maret, tim AAS beserta guru-guru dan kepala sekolah SD Harapan Lestari mengadakan Teacher’s Meeting. Dalam pertemuan ini, progress guru dievaluasi agar guru dapat meningkatkan kompetensi-kompetensi yang dianggap masih kurang. Pertemuan ini juga menjadi wadah tanya jawab dan sharing pengalaman guru-guru selama program berlangsung, sehingga di dapat solusi yang terbaik dari pihak sekolah maupun pihak Adopt a School.

Demikian gamabaran program Adopt a School periode Januari – Maret 2012. Kami bangga tumbuh dan berkembang bersama rekan-rekan guru dari SD Harapan Lestari. Teruslah belajar dan hasilkan tunas-tunas muda yang kompeten dan berkarakter..

Friday, March 30, 2012

SDN 06 Pasir Jambak (Periode Feb 2011 - Jan 2012)

Program yang sudah berjalan
No
Program
Peserta
1
Training “Asyiknya Membaca Membangun Karakter Ketertiban”
Guru SDN 06 Pasir Jambak
2
Implementasi Program “Asyiknya Membaca Membangun Karakter Ketertiban”
Guru SDN 06 Pasir Jambak
3
Training “Asyiknya Membaca Membangun Karakter Tanggung Jawab”
Guru SDN 06 Pasir Jambak
4
Implementasi Program “Asyiknya Membaca Membangun Karakter Tanggung Jawab.”
Guru SDN 06 Pasir Jambak
5
Training “Asyiknya Membaca Membangun Karakter Ketaatan”
Guru SDN 06 Pasir Jambak
6
Implementasi Program “Asyiknya Membaca Membangun Karakter Ketaatan”
Guru SDN 06 Pasir Jambak
7
Program “Anak Unggul Indonesia”
Gesti
8
Implementasi Program “Anak Unggul Indonesia.”
Gesti

Di awal tahun 2011, program untuk SDN 06, Pasir Jambak – Padang mulai dirancang. Pada bulan Februari, program “Asyiknya Membaca Membangun Karakter Ketertiban” dimulai. Bulan Februari, tepatnya 14-18 Februari training pertama dimulai bersamaan dengan acara Dokter Kecil persembahan dari Japfa Comfeed. Program ini mengedepankan kebiasaan membaca untuk membangun karakter yang baik, yaitu karakter ketertiban. Media yang digunakan adalah buku cerita mengenai karakter.
Opening Program "Character Building" dan Training Dokter Kecil di SDN 06 Pasir Jambak - Padang


Pada tanggal 5-7 April 2011, visiting kedua diadakan menandai dimulainya program karakter yang kedua, yaitu Karakter Tanggung Jawab. Kegiatan yang berlangsung seputar training guru, sosialisasi program kepada siswa dan pemberian reward untuk guru-guru.

Visiting ketiga pada tanggal 20-22 Juni 2011, diselenggarakan Festival Karakter, agenda kegiatan adalah perlombaan menghias poster, lomba membuat poster, lomba story telling, lomba kelas tertertib, dan apresiasi guru.
 
Dokumentasi Visiting 2 dan 3 : Karakter Tanggung Jawab danApresiasi Untuk Guru dan Siswa




Visiting ke 4 pada tanggal 12-14 September 2011, karakter ketiga yaitu Karakter Ketaatan. Agenda kegiatan yang berlangsung di sana antara lain, parent’s meeting yang dihadiri lebih dari 100 orang tua siswa, training guru program karakter Ketaatan dan sosialisasi program Karakter Ketaatan
























Selain itu pada saat yang bersamaan, Meek Foundation bekerja sama dengan Master's Hand Foundation juga mengadakan after school program bertajuk "Anak Unggul Indonesia". Melalui kegiatan setelah pulang sekolah ini, siswa diharapkan dapat belajar skill-skill baru baik yang sifatnya akademis maupun yang non akademis

Kegiatan Program "Anak Unggul Indonesia"

Visiting kelima program karakter tema keempat, Kepedulian dan program Anak Unggul Indonesia periode kedua dan ketiga. Agenda kegiatan berupa sosialisasi Program karakter Kepedulian kepada siswa, training guru untuk program karakter kepedulian, sosialisasi program Anak Unggul Indonesia periode baru, dan pemberian laptop untuk After School Program.

Dokumentasi Kegiatan Program Karakter Kepedulian

Dokumentasi Kegiatan Program "Anak Unggul Indonesia"
Demikian program Adopt a School periode Februari 2011 - Januari 2012 untuk SDN 06 Pasir Jambak. Kiranya semua pencapaian yang telah didapatkan bisa terus ditingkatkan sehingga SDN 06 Pasir Jambak dapat menghasilkan siswa-siswa yang unggul dengan karakter yang luar biasa