Header

Showing posts with label Debate Class. Show all posts
Showing posts with label Debate Class. Show all posts

Thursday, May 10, 2012

Training Siswa "Berani Berpendapat"

Sebagai makhluk sosial, manusia punya kebutuhan khusus untuk berinteraksi dengan makhluk sosial lainnya. Banyak cara digunakan, namun yang paling efektif adalah melalui komunikasi 2 arah. Tak pelak lagi, komunikasi sudah menjadi kewajiban yang wajib bagi manusia, bahkan dengan kemajuan teknologi, kebutuhan akan komunikasi semakin dipermudah. Tengok saja social media yang banyak menjamur saat ini, mulai dari facebook, twitter, yahoo messenger, dll. Hal ini seakan-akan mengisyaratkan bahwa manusia punya kebutuhan yang tidak bisa diganggu gugat untuk menyampaikan perasaannya, menyampaikan apa yang ia pikirkan, menyampaikan pendapatnya.

"what's on your mind ?" 
Begitu sepenggal kalimat dari situs facebook. Hal ini seakan mengindikasikan bahwa manusia punya keinginan dan keharusan untuk menyampaikan pendapatnya. Namun, ada kalanya komunikasi yang tidak efektif justru menimbulkan pertengkaran, bahkan perpecahan. Kemampuan komunikasi akan 2 orang yang berbeda bisa menjadi alasan kegagalan dalam komunikasi. Kemampuan komunikasi ini antara lain dipengaruhi oleh usia, pengalaman, komunitas dan lingkungan tumbuh kembangnya seseorang. Karena itu seringkali terjadinya miss-understanding antar 2 individu yang berbeda usianya, misalnya antara orangtua / guru dengan anak.

Anak-anak sebagai makhluk yang usianya lebih muda dianggap tidak punya kemampuan komunikasi yang mumpuni, sehingga seringkali apa yang mereka sampaikan tidak didengarkan oleh orang yang lebih tua. Memang tidak bisa disalahkan, karena pada dasarnya pengetahuan anak dalam membedakan kenyataan dan khayalan masih dalam tahap perkembangan, sehingga seringkali opini yang mereka nyatakan menjadi tidak berdasar atau bahkan tidak sesuai realita. Namun seperti makhluk sosial lainnya, anak-anak juga punya kebutuhan untuk berkomunikasi dan menyampaikan pendapatnya. 

Di sekolah dasar, dimana sebagian besar dari populasinya adalah anak-anak, seringkali ditemui kegagalan dalam berkomunikasi, baik antara anak dengan orang yang lebih tua (guru / kepsek / penjaga sekolah, dll), maupun dengan teman sebayanya. Hal ini diduga dapat menjadi salah satu alasan dari rendahnya daya serap dan penguasaan siswa akan materi yang guru sampaikan. Hal tersebut dapat memicu kendala-kendala bagi guru dalam menerapkan metode pembelajaran yang baru yaitu metode FUN Learning. Oleh karena itu ketika akan memasuki tahap ke-2 dari metode pengajaran FUN Learning, yaitu Uttering (dimana siswa harus mengemukakan pendapatnya tentang pembelajaran yang ia dapatkan dalam tahap Finding), maka tim training AAS berusaha memperlengkapi siswa dengan training "Berani Berpendapat".


Dalam training ini siswa digali terlebih dahulu mengenai pengetahuannya dalam membedakan fakta dan opini. Siswa juga diberitahu betapa pentingnya untuk mengemukakan pendapat, dan yang terakhir tim training siswa AAS memberi tips dan trik dalam mengemukakan pendapat dengan cara yang baik dan benar, sehingga dapat meminimalisir kegagalan dalam berkomunikasi.

Agar kegiatan training menarik, maka tim AAS sudah menyediakan simulasi-simulasi yang menarik. Misalnya untuk kelas kecil (1-4), tim AAS mengajak siswa-siswa St.Andreas untuk berandai-andai menjadi seorang pemadam kebakaran yang harus menyelamatkan korban kebakaran. Namun dia hanya bisa menyelematkan 1 dari 3 korban yang terjebak dalam kebakaran. Siapakah yang siswa pilih??
Sebenarnya dalam simulasi ini tidak ada jawaban yang benar atau salah. Tim AAS hanya ingin melihat sejauh mana pemahaman siswa akan training yang sudah diberikan kepada siswa. Terbukti siswa-siswi SD St.Andreas sudah mampu mengemukakan pendapatnya dengan baik dan benar.
Berikut adalah  beberapa dokumentasi training siswa "Berani Berpendapat" :






Sebelum mulai training, agar siswa lebih bersemangat dan siap mengikuti training, maka tim AAS mengajak siswa menyanyikan yel-yel "Saya Tahu, Sadar, Siap" 









Saat penyampaian materi, siswa juga aktif terlibat dalam tanya jawab dan simulasi-simulasi yang membantu pemahaman siswa









Saat trainer bertanya "Sebutkan pentingnya berpendapat dalam kehidupan kita?". Yohanes, siswa kelas 4 menjawab "Untuk menggapai cita-cita kita bu.. Kita bisa jadi presiden seperti Barrack Obama".. Bravo..!!



Dalam simulasi "Pemadam Kebakaran", tim Olivia cs memilih untuk menyelamatkan anak kecil. Menurut Olivia cs, anak-anak masih panjang usianya dan masih bisa melakukan hal-hal yang berguna di masa depannya.. Hmm, betul juga ya.. Good answer..



Banyak hal menarik yang tim training AAS temukan di SD St. Andreas. Ternyata siswa-siswinya sudah cukup kritis dalam menanggapi suatu fenomena. Nah sekarang, tugas guru St. Andreas untuk menstimulasi siswa-siswi St.Andreas, agar potensi mereka dalam berdebat dan berpendapat dapat dikembangkan semaksimal mungkin. 

Tak terasa, semua kelas sudah mendapatkan trainng "Berani Berpendapat". Tiba saatnya tim training AAS untuk berpisah dengan siswa-siswi St.Andreas. Sebelum berpisah, tim dan siswa-siswi mengadakan moment foto bersama. Selamat berpendapat siswa-siswi St.Andreas, sampai berjumpa di training selanjutnya...


Tuesday, April 24, 2012

SD St.Andreas (Periode Jan - April 2012)

Di tahun 2011 ini, SD St. Andreas kembali bergabung dalam program Adopt a School. Namun terdapat perbedaan dalam hal program yang akan diterapkan di sekolah ini. Setelah memetakan kebutuhan dari pihak sekolah dan yayasan, maka program yang akan diimplementasikan di sekolah ini adalah program FUN (Finding, Uttering, Nailing), yang dibagi dalam beberapa tahapan. Untuk periode Januari - April 2012 program yang sudah berjalan adalah 
No
Program
Peserta
1
Training guru FUN learning tahap 1
Kepsek dan Guru SD St Andreas
2
Implementasi FUN learning tahap 1
Kepsek dan Guru SD St Andreas
3
Training siswa “Berani Berpendapat”
Siswa kelas 1-5
4
Teacher’s meeting
Kepsek dan Guru SD St Andreas



Tahapan awal dalam masa pengadopsian sekolah adalah pelaksanaan training untuk membekali hal baru yang akan digunakan guru saat mengajar di kelas. Program yang dijalankan dalam satu semester pertama di SD St Andreas adalah FUN Learning (Finding, Uttering, Nailing). Program ini dilaksanakan dalam 3 tahapan training dan implementasi di kelas.

Training pertama dilaksanakan khusus untuk memperlengkapi guru melaksanakan "Finding Activity" di kelas, dimana inti utama aktivitas ini adalah guru mengarahkan siswa untuk menemukan sendiri makna dan inti pelajaran yang akan disampaikan.





Games di awal kegiatan training untuk mencairkan suasana, sehingga guru-guru lebih siap mengikuti kegiatan










Permainan kognitif, guru memecahkan masalah melalui permainan korek api








Suasana interaktif antara guru dengan Ibu Septiari Goloa, M.Pd (Cand) tentang materi training





Sebagai follow up dari training yang telah diberikan oleh tim AAS, maka guru mengimplementasikannya dalam kegiatan belajar mengajar. Guru bebas bereksplorasi dengan idenya sendiri dan tim AAS juga menyediakan waktu konsultasi bagi guru-guru yang masih kesulitan atau mengalami kendala dalam pengaplikasiannya di kelas. Berikut adalah dokumentasi dari beberapa implementasi training FUN Learning tahap 1 di kelas :



Siswa melakukan percobaan dalam pelajaran IPA dan menemukan "Sifat-sifat cahaya" melaluinya (Finding Act kelas 5)







Guru menggunakan alat peraga untuk menjelaskan materi tentang pecahan, sehingga memudahkan siswa dalam menemukan makna "Pecahan" (Finding Act kelas 4)






Dengan metode klasifikasi, siswa dibimbing untuk menemukan contoh dari "Hak dan Kewajiban" (Finding Act kelas 1)






Siswa melakukan eksperimen untuk menemukan bangun datar yang terbentuk dari "Titik Koordinat" (Finding Act kelas 6)







Dengan metode eksperimen, siswa menemukan dan dapat lebih memahami konsep "Energi" (Finding Act kelas 3)




Kemudian untuk mengetahui keberhasilan serta kendala-kendala yang dialami oleh guru-guru dalam melaksanakan Finding Learning, dilaksanakan teacher’s meeting. Dalam teacher meeting tersebut disampaikan hal-hal yang menjadi highlight dan lowlight active learning. Sekitar 60% guru sudah mampu melaksanakan Finding Activity dengan baik. Guru-guru terbuka dengan masukan yang diberikan oleh tim konsultan Master’s Hand. Namun kendala yang dialami guru masih perlu mengembangkan kemampuan dalam class management. 


Training tahap pertama dilanjut dengan tahap yang kedua yaitu khusus tentang "Uttering Activity". Di dalam training ini, guru dibekali dengan pengetahuan-pengetahuan untuk menciptakan pembelajaran yang efektif, dimana siswa dapat mengemukakan pendapat atas hal yang telah ia ditemukan pada tahapan sebelumnya (finding activity). Berikut ini  beberapa dokumentasi pelaksanaan training:








Guru-guru pemenang games di awal training. Say cheeseeee...









Guru mendengarkan materi yang diberikan oleh Ibu Septiari Goloa, M.Pd (Cand.) dengan serius






Suasana Diskusi Training FUN Learning tahap 2 (Uttering Activity)





Tidak hanya guru yang diperlengkapi dalam program FUN learning. Tim AAS juga memperlengkapi siswa dengan training "Berani Berpendapat" untuk menunjang pelaksanaan FUN learning dalam kegiatan belajar mengajar. Siswa dilatih agar lebih berani dalam mengemukakan pendapat. Selain itu, dalam pelatihan ini siswa juga diberikan ilmu baru tentang tujuan dan cara berpendapat yang baik. Siswa sangat antusias dalam mengikuti pelatihan ini. Berikut ini beberapa dokumentasi saat pelaksanaan pelatihan untuk siswa :

Training Siswa "Berani Berpendapat" a) Siswa kelas 2 antusias mendengarkan penyampaian materi; b) Siswa kelas 4 mengemukakan pendapatnya saat simulasi training; c) Moment foto bersama Tim Training dengan siswa kelas 5A dan 5B; d) Penyampaian Materi di kelas 3; e) Siswa aktif bertanya dan menjawab pertanyaan dari trainer; dan f) Simulasi awal "Saya Tahu, Sadar, Siap" untuk membuat siswa bersemangat mengikuti training.

Untuk menindak lanjuti training yang sudah dilaksanakan, guru diminta untuk mengimplementasikan apa yang sudah mereka dapatkan dalam pelatihan di dalam kelas. Diharapkan dengan adanya program ini, guru dapat mencipatakan kegiatan belajar yang menarik dan kreatif, dengan menerapkan metode yang beragam sehingga siswa tidak bosan dan bersemangat untuk belajar. Berikut ini beberapa dokumentasi saat pelaksanaan fun learning tahap 2 di kelas.






Pada pelajaran IPA, Siswa kelas 1 mempresentasikan benda-benda yang terdapat di dalam sebuah ruangan. Ternyata siswa kelas 1 sudah berani tampil di depan kelas loh..










Siswa kelas IV terlihat antusias mengamati demonstrasi IPA dengan tema "Benda-Benda Langit"














Pada pelajaran Bahasa Inggris dengan materi "Procedure Text", siswa kelas 5 ditugaskan untuk mendemonstrasi suatu kegiatan dengan tema "Cooking"









Guru juga mengeksplorasi pengetahuan yang sudah siswa dapatkan dalam training pada kegiatan pembelajaran di kelas. Dan siswa-siswa St.Andreas terbukti sudah dapat dan sudah berani mengemukakan pendapatnya dengan baik dan benar.

Pada pelajaran Agama, guru mengajak siswa untuk melakukan debat dengan tema "Doa". Siswa aktif dan antusias mengemukakan pendapatnya mengenai tema tersebut
Setelah implementasi program dilaksanakan di kelas, maka hal-hal perkembangan (kesuksesan dan kendala) yang dihadapi saat implementasi akan dibahas dalam “Teacher’s Meeting”. Dalam meeting ini juga akan dibahas secara bersama-sama solusi yang dapat dilakukan saat guru mengalami kendala dalam pelaksanaan program. Dengan demikian berakhirlah 2 tahapan awal dalam kegiatan FUN Learning. Guru-guru yang bersemangat, bersiaplah untuk training yang ketiga. Mari kita sama-sama mencerdaskan kehidupan bangsa melalui generasi-generasi masa depan