Header

Wednesday, September 15, 2010

MAKING A BETTER EDUCATION “ONE SCHOOL AT A TIME”

Sekolah – sekolah yang diadopsi :

Adopted Schools
Location
Additional Information
SDN Pasir Sari 03
Cikarang
206 students
8 teachers
Adopted Period : Jan 2008 until Dec 2008
SDN Cibatu 01
Cikarang
265 students
8 teachers
Adopted Period : Jan 2008 until Dec 2008
SD Anglo Rawasari
Cempaka Putih
142 students
11 teachers
Adopted Period : Jan 2008 until now (Target : Dec 2009)
SDN Cempaka Putih Barat 07 pagi
Cempaka Putih Barat
198 students
9 teachers
Adopted Period : Jan 2008 until June 2009
SMA Fransiskus I
&
SMK Fransiskus II (SMEA)
Kramat Raya
138 students (SMA)
90 students (SMEA)
16 teachers (SMA dan SMEA)
Adopted Period : Jan 2008 until now (Target : June 2010)
SD Cahaya Bangsa
Ujung Menteng
121 students
11 teachers
Adopted Period : June 2009 until now (Target : June 2011)
SD Hati Suci
Kebon Sirih, Tanah Abang
138 students
15 teachers
Adopted Period : June 2009 until now (Target : June 2011)
SD Fadhilah
Marunda, Jakarta Utara
247 students
11 teachers
Adopted Period : July 2010 until now (Target : July 2013)
SD Kasih Bunda
Taman Kota, Jakarta Barat
102 students
12 teachers
Adopted Period : July 2010 until now (Target : July 2012)
SD St. Andreas
Green Garden, Jakarta Barat
216 students
12 teachers
Adopted Period : July 2010 until now (Target : July 2013)
SD Harapan Lestari
Rawa Buaya, Jakarta Barat
125 students
10 teachers
Adopted Period : July 2010 until now (Target : July 2013)
SD Bethel
Petamburan, Jakarta Barat
178 students
8 teachers
Adopted Period : July 2010 until now (Target : July 2013)

TESTIMONY (PROGRAM AAS Jan 2008 sd Des 2009)

(Orangtua Misnan – kls 5, SDN Cibatu 01, Ketua Komite Sekolah) :
“ Semenjak adanya bantuan dari Adopt A School kemajuan anak-anak kami di sini sangat meningkat mulai dari kemampuan calistung (baca tulis hitung) dan juga matematikanya. Jadi keberadaan program ini sangat membantu sekali khususnya bagi warga kami juga, warga Desa Cibatu. Intinya kami berterima kasih sekali. ”

(Orangtua Kiki – kls 1, SDN Cibatu 01) :
“ Terima kasih kepada Adopt A School yang sudah memberikan program membaca buat anak saya di SDN Cibatu 01. ”

(Orangtua Aat – Kls 2, SDN Pasirsari 03)
”anak saya tadinya kurang bisa membaca, tapi lewat dorongan program adopt aschool, sekarang jadi lebih maju dan bisa baca ”

(Gusti Fadillah- siswa kelas 4, CPB 07)
”...sejak kedatangan adopt a school, saya yang dulunya gugup sekarang belajar lebih percaya diri dan berani lewat kegiatan-kegiatan presentasi. Selain itu saya juga jadi berbaur dengan teman-teman yang lain...”

(Jason- siswa kelas 5, SDK Nasional Anglo)
”...pengalaman berkesan lewat datangnya program Adopt A School buat saya adalah saya belajar tentang hal-hal baru yang belum pernah saya dapat dapat sebelumya, terutama lewat belajar presentasi...”

 (Heru Trianjono, S.PAK, Kepsek SDK Nasional Anglo)
“...dengan adanya program Adopt A School, sekolah kami, khususnya SD, sangat terbantu. Terutama guru-guru, yang dilatih untuk mengembangkan potensi mereka sehingga dalam KBM lebih berkreativitas, berkinerja lebih baik serta mengembangkan pengetahuan. Terima kasih untuk bantuan yang sudah diberikan. Harapan kami ke depannya dapat berlanjut.

(Elizawati, S.Pd – Kepsek SDN CPB 07)“ ...waktu pertama kali..rasa penasaran,serta bingung memang muncul ketika dikenalkan dengan program Adopt A School. Tetapi setelah kami jalani, banyak sekali manfaat yang kami peroleh, terutama lewat pembelajaran ‘active learning’ yang meningkatkan kembali semangat belajar dan mengajar kami sehingga alhamdulilah pada UASBN kemarin nilai anak-anak kami meningkat jauh dibanding sebelumnya bahkan dapat mencapai target. Semuanya itu merupakan hasil kerjasama yang baik. Semoga program ini bisa berkembang lebih lagi. Terima kasih banyak untuk kerjasama yang telah dijalin.”

(M.Simanjuntak – orangtua Levia & Yosafat SDK Anglo)
“...program ini bagus karena lain dari pada yang lain. Lewat program ini anak-anak menjadi ”excited”,dan saya juga punya harapan besar untuk kedepannya program ini dapat memberikan kontribusi dan dampak yang tidak hanya bagi individu, tetapi juga holistik dan berkesinambungan.”

(Marta, - siswi kls 3 IPS SMA St. Fransiskus 1)
”...banyak kegiatan Adopt A School yang ada,  yang paling disukai adalah kegiatan mentoring yang ke-2 yaitu tentang membagi waktu. Manfaatnya saya jadi dapat membagi waktu untuk kegiatan sekolah dan kegiatan luar.... Harapannya agar Adopt A School tetap bisa datang ke sekolah untuk memberi motivasi...agar Fransiskus (sekolah fransiskus) bisa lebih maju!”

Masih Adakah Harapan untuk Pendidikan di Indonesia ?

Abigail Loretta, M.Psi
            Mendengar berita – berita tentang kondisi pendidikan di Indonesia saat ini, rasanya akan membuat kita semua semakin ciut hati. Laporan UNDP terakhir tentang Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia tahun 2007 / 2008 seharusnya membuat kita termenung. Indonesia masih menduduki peringkat ke 107 dari 170 negara yang diukur tingkat pembangunan manusianya. Ini berarti kita masih di bawah Sri Lanka, Jamaica, dan Vietnam. Memang masih ada faktor–faktor lain yang berperan dalam menentukan tingkat kesejahteraan suatu bangsa, seperti faktor kesehatan, daya beli masyarakat, dsb. Namun, faktor pendidikan tetap saja menjadi indikator komposit yang menentukan kemajuan suatu bangsa. Tidak hanya itu, berita tentang sekolah – sekolah di Indonesia yang kondisi bangunannya tidak layak, tentang guru – guru yang dipertanyakan kompetensinya, tentang persentase siswa yang tidak lulus UAN, semuanya membuat kita  ingin sekali melontarkan kritik pedas ke pemerintah sebagai pihak yang dianggap bertanggungjawab mengatasi semua ini.
            Namun, mari kita sadari bahwa menangani masalah pendidikan bukanlah masalah yang sederhana. Daripada menghabiskan energi untuk mengkritik pemerintah, mari kita juga bergerak untuk memberikan kontribusi terhadap pendidikan Indonesia. Saya percaya masih ada banyak hal yang bisa kita lakukan, baik secara individu maupun bersama. Bisa dengan memberikan bantuan fisik / materi, fasilitas, jasa, bahkan semangat / dukungan utnuk setiap elemen pendidikan yang terlibat. Semuanya akan seperti “puzzle – puzzle” yang sedang disusun agar dapat membangun gambaran yang utuh tentang pendidikan yang kita idam – idamkan. Bahkan, kita bisa mengkaitkan profesi dan kompetensi yang kita punya untuk menyumbang suatu “puzzle” demi kemajuan pendidikan Indonesia. Misalnya seperti Andreas Hirata dengan “Laskar Pelangi” yang menggugah para pendidik dan pembelajar untuk bergerak maju, atau seperti Ciputra yang membangun Universitas Entrepreneurship, atau seperti Yayah Komariah yang berusaha mendidik anaknya sendiri melalui homeschooling, tetapi justru membawa inspirasi bagi orangtua – orangtua lain di Indonesia.
            Jadi,daripada mengkritik dan menciutkan hati sendiri maupun orang lain, mari kita mulai bergerak untuk memberikan kontribusi. Mulailah dari yang kita punya lebih dahulu. Jika Anda punya uang, Anda bisa mulai memberikan beasiswa. Jika Anda punya fasilitas, Anda bisa mulai memberikan fasilitas pendidikan ke sekolah / siswa / guru yang membutuhkan. Jika Anda punya kemampuan menulis, mulailah menulis artikel yang memberikan harapan, daripada yang mengkritik. Ataupun jika Anda hanya memiliki semangat, mulailah menularkan semangat tersebut ke orang–orang yang sedang berjuang di garis depan pendidikan. Dengan demikian, “puzzle–puzzle” harapan akan kemajuan pendidikan Indonesia akan semakin cepat selesai tersusun. Semoga melalui Newsletter Master’s Hand ini, memberikan inspirasi baru tentang bagaimana kita bisa memberi kontribusi untuk dunia pendidikan Indonesia. Salam ! 


Oleh : Abigail Loretta, M.Psi (Psikolog)
Project Leader of Adopt A School Program